Minggu, 19 April 2015



KISAH KEHIDUPAN

Tema                     : Nilai nilai asmaul husnah
Judul                     : Mencari kayu jati di tuduh mencuri kayu jati
Tokoh                   :
Ø    Nenek Kasiani
Ø    Suami Nenek Kasiani
Ø    Anak Lk nenek kasiani
Ø    Anak Pr nenek kasiani
Ø    Mandor hutan
Ø    Warga
Ø    polisi


            Di sebuah desa yg damai di pinggir hutan hiduplah seorang nenek tua bersama suami dan kedua anaknya,  aktifitas mereka tidaklah banyak, yakni si nenek menjadi ibu rumah tangga, sedangkan suaminya mencari kayu bakar di hutan. Putri pertamanya sudah menginjak dewasa sedangkan adik laki-lakinya masih bersekolah. Pada hari minggu seperti biasa putra dari nenek kasiani membantu ayahnya mencari kayu bakar di hutan, tetapi ketika akan perjalanan pulang ada seseorang yg menyerempet sepeda tua kakek tsb hingga kakek tsb jatuh. Kemudian putranya meminta bantuan warga untuk membawa ayahnya pulang. Sedangkan si penabrak kabur entah kemana.

Anak lk           : Tolong… tolong…
Warga             : ada apa dik?
Anak lk           : ini pak ayah saya jatuh, tolong antarkan ayah saya ke rumah ya pak?
Warga             : iya dik..

            Kemudian warga mengantarkan kakek tsb pulang ke rumah, sedangkan anak lk tsb membereskan kayu yg berserakan dan sepeda tua ayahnya, ketika anak lk tsb ingin pulang memastikan kondisi ayahnya, ia menemukan plat nomor milik orang yg menabrak ayahnya tsb, kemudian ia membawanya pulang. Sesampai di rumah, ia terkejut melihat ayahnya sudah tak bernafas lagi

Anak lk             : ayah jangan pergi jangan tinggalin aku
Anak pr            : sudahlah dik.. ini sudah takdir tuhan

            Tetapi ia masih dendam dan penasaran dgn orng yg menabrak ayahnya tsb, kemudian ia terus menyelidikinya dan merahasiakannya dari keluarga. Di malam harinya ketika acara kirim doa untuk almarhum, datanglah mandor hutan yg tdk lain adalah orng yg menabrak kakek tua tsb.

Mandor hutan               : nenek.. saya turut berduka atas kematian suamimu, nanti akan aku sumbang sekarung beras untuk selamatan suamimu. (berniat menutupi kesalahan)
Nenek                          : tidak usah dik, nanti malah merepotkan.
Mandor hutan               : loh ndak merepotkan nek, nenek liat disini Cuma ada air putih, nanti warga malah ndak ada yg mau datang mendoakan.
Warga                          : jangan salah pak, kami mendoakan alm dgn ikhlas, meskipun hanya di suguhi air putih.
Mandor hutan               : yasudah terserah apa kata kalian, saya mau beli beras dulu.

            Keesokan harinya, ketika anak pr berusaha membantu mencukupi kebutuhan keluarga dgn memijat bayi dan anak-anak, tiba-tiba datang pak mandor hutan dan minta untuk dipijat, anak pr pun tdk mau tetapi mandor hutan tetap memaksa,


Anak pr                      : jangan pak, saya hanya memijat bayi dan anak-anak
Mandor hutan             : sudahlah ayo cepat pijat saya. (memaksa)
Nenek kasiani             : kamu jangan lancang ya… nanti saya panggilkan warga..
Mandor hutan             : kamu itu ndak tauu terima kasih ya. Sudah saya berikan beras sekarung malah ndak mau mijitin saya. (dengan nada tinggi)
Nenek kasiani             : satu butirpun saya tidak pernah memakai beras yg kamu berikan. Kalo kamu mau ambil lagi silahkan.

            Kemudian mandor hutan pun mengambil kembali beras yg telah di berikan, tetapi ketika perjalanan ke dapur ia melihat ada potongan kayu jati yg tersusun rapi sbg tempat tidur sementara nenek kasiani,  karna ia kesal karna harga dirinya dipermainkan, ia kembali berusaha membalas perbuatan nenek kasiani.

Mandor hutan               : nenek nyuri kayu jati ini di hutan ya..
Nenek kasiani               : jangan sembarangan kamu kalo bicara, kayu ini peninggalan alm suami saya, hanya kayu ini yg dapat di wariskannya.
Mandor hutan               : kalo gitu mana suratnya? Sesuai UU Nomor 18 Tahun 2013 dikhususkan untuk menjerat pelaku kejahatan kehutanan seperti mafia hutan dan pembalak liar yang bertujuan mengeruk keuntungan dari sumber daya alam milik Negara akan di penjara maksimal 5 thn. Kamu mau saya penjarakan?
nenek kasiani                : emangnya saya takut sama kamu…
anak pr                         : sudahlah nek jangan di ladenin iblis kayak gitu.
Mandor hutan                 : saya tidak akan melaporkan nenek ke polisi asal anak nenek mau menikah sirih dengan saya..
Nenek kasiani               : kamu gila apa.. kamu sudah punya istri dan anak..
Anak pr                        : lagian siapa yg mau nikah sama kamu, dasar orang yg gak bermoral.
Mandor hutan               : kalian di kasih hati malah minta rempela, oke, saya kasih waktu 1 minggu untuk kasih jawabannya, kalo menolak siap-siap di jemput polisi.

            Setelah seminggu berlalalu, nenek kasiani keadaannya semakin memburuk setelah di tinggal suaminnya dan karna selalu memikirkan tuntutan dari mandor hutan. serta anaknya juga tidak mau menerima mandor hutan sbg suami sirihnya. Kemudian anak pr berniat menjual kayu warisan ayahnya untuk biaya pengobatan ibunya.

Anak pr                 : sebenernya saya ndak mau jual kayu ini pak, karna ini warisan satu-satunya dari alm ayah saya, tapi mau gimana lagi, ibu saya keadaannya semakin memburuk
Warga                   : iya dik, semoga nenek kasiani bisa lekas sembuh.

            Tiba-tiba polisi datang menggerebek saat terjadi transaksi.

Mandor hutan               : tangkap mereka semua pak,
Nenek kasiani               : jangan tangkap mereka pak, saya yg punya kayu-kayu ini, jadi kalo mau nangkap, nangkap saya aja. (sambil menangis)
Anak pr & lk                : jangan bu.. kami belum siap di tinggalkan ibu…

            Ahirnya nenek kasiani dan pembeli kayu di tangkap dan di bawa ke kantor polisi beserta barang bukti beberapa potong kayu.

Warga/pembeli             : kenapa saya juga di tangkap pak?
Polisi                            : karna bapak membeli barang hasil penebangan liar.

            Ketika persidangan pertama nenek kasiani berniat baik ingin meminta maaf dan mengahiri semua persoalan ini, sampai nenek kasiani menangis dan berlutut di depan jaksa penuntut & pak.hakim hingga pingsan. Kemudian sidang di skors. Sidang ke 2 di tampilkan barang bukti berupa kayu glondong yg jelas-jelas itu bukan milik nenek asiani. Tetapi penuntut menyanggah dan mengatakan kayu itu milik nenek kasiani,

Warga                           : itu bukan kayu nenek kasiani, kayunya hanya berdiameter 7-15 cm, kalo kayu sebesar itu bagaimana nenek kasiani mengambil & membawanya, saya saksinya yg melihat dan  akan membeli kayu itu, jelas-jelas itu bukan kayunya
Mandor hutan              

Senin, 10 November 2014



“Al-ubaid”
Pedoman Belajar Dasar-dasar   Bermain Rebana (terbang al-banjari)





 








                                  Pembahasan:
Ø pendalaman materi secara rinci
Ø pembenahan mengenai berbagai
kesalahan yg sering luput saat banjari
Ø berbagai tatacara & aturan saat lomba banjari

Penyusun:
Mochammad Ubaidillah
Tahun 2014




Identitas Pencipta


Penulis Naskah       : Mochammad Ubaidillah
Penyusun Naskah    : Mochammad Ubaidillah
Editor                      : Berbagai Group Sholawat AL-Banjari yg
                                  ada di Sidoarjo khususnya group
  “AL-GHAZALI” MAN Sidoarjo
Pencetak                 : Printer Pribadi
Base Camp              : Tebel Barat RT.06 RW.01 Gedangan
                                  Sidoarjo. Cp: 083830060398

Kutipan Pasal 44


Sanksi pelanggaran undang-undang hak cipta tahun 1987:
Ø Ayat 1  : Barang siapa dengan sengaja & tanpa hak cipta mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau member izin untuk itu. Dipidana paling lama 7 tahun atau denda paling banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah).

Ø Ayat 2   : Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana di maksud ayat 1. Dipidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
 


Kata Pengantar


Puji syukur kepada Allah SWT yang telah meridhoi dan mempermudah saya untuk menyelesaikan pembuatan makalah mengenai “dasar-dasar bermain rebana (terbang banjari) ini, dalam keadaan sehat wal’afiat, sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Semua ini bisa terselesaikan berkat dukungan dari orang-orang terdekat, rekan banjari lain, serta dari berbagai guru saya yg telah sabar mendidik saya dan memberikan saya berbagai ilmu dalam seni banjari, sehingga saya bisa menyelesaikan dengan sebaik-baiknya dan dapat menjadikan wawasan lebih luas akan seni music al banjari yg tengah populer pada saat ini.
Materi dan rumus dalam makalah ini saya cetuskan sendiri dengan pertimbangan dari berbagai sumber diantaranya pengalaman pribadi dan saran dari para guru dan rekan-rekan, serta telah dilakukan berbagai uji materi mengenai berbagai kelebihan rumus yg saya cetuskan ini. Sehinnga terciptalah sebuah genre: “AL-UBAID” yg bisa menjadi panutan untuk para pecinta seni musik al banjari.
Akhir kata, saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan kata-kata maupun rumus, karna stiap manusia tak luput dari kesalahan. Oleh sebabitu, kritik maupun saran selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Sidoarjo, Oktober 2014

                                                                             Penulis



Daftar isi

Daftar Isi



Pengertian Banjari


          Sebeum kita belajar mengenai tata cara dan dasar-dasar banjari, terlebih dahulu kita harus mengenal apa itu banjari. Sekarang ini banyak orang yang bisa bermain alat musik terbang (banjari). Tetapi banak juga yang belum tau apa itu banjari, ada yang hanya sekedar tau banjari adalah sholawatan yg di iringi dengan alat musik banjari/terbang. Dsbg
          Pengertian banjari sesungguhnya ialah:
kesenian khas islami yang berasal dari daerah Kalimantan, yg pada intinya adalah kegiatan membaca sholawat dengan di iringi alat musik banjari. dan tentunya banjari masih mempunyai keterkaitan sejarah pada masa penyebaran agama Islam oleh Wali Songo di Pulau Jawa. Iramanya yang menghentak, rancak dan variatif membuat kesenian ini masih banyak digandrungi oleh pemuda-pemudi hingga sekarang. Seni jenis ini bisa disebut pula aset atau ekskul terbaik di pondok-pondok pesantren Salafiyah.
            kesenian ini seringkali digelar dalam acara-acara seperti maulid nabi, isra’ mi’raj atau hajatan semacam sunatan dan pernikahan. Keunikan musik rebana termasuk banjari adalah hanya terdapat satu alat musik yaitu rebana yang dimainkan dengan cara dipukul secara langsung oleh tangan pemain tanpa menggunakan alat pemukul. Musik ini dapat dimainkan oleh siapapun untuk mengiringi nyanyian dzikir atau sholawat yang bertemakan pesan-pesan agama dan juga pesan-pesan sosial budaya. Umumnya menggunakan bahasa Arab, tapi belakangan banyak yang mengadopsi bahasa lokal untuk kesenian ini.


Komposisi Banjari


        Kesenian al-banjari memiliki komposisi sederhana yaitu empat rebana terbang dan satu rebana Bass, al-Banjari mempunyai suatu keunikan yaitu pada saat memainkannya, dimana setiap pukulan pemain yang satu berbeda dengan pukulan pemain yang lain namun saling melengkapi, jadi tiap tiap pemain harus menjaga egonya dalam memukul supaya harmonis.

Tekhnik Dasar banjari (rebana)


        Pada dasarnya ada dua jenis pukulan al-Banjari, yaitu Pukulan Nikai atau disebut Lanangan dan Pukulan Nganai atau disebut Wedoan. Dan banyak sekali variasi pukulan yang di ciptakan seiring dengan semakin berkembangnya al-Banjari. Dalam hal ini banyak sekali perdebatan mengenai siapa yang memulai tabuhan terlebih dahulu apakah nikai/nganai. Disini akan saya jelaskan mengenai siapa yg memulai tabuhan terlebih dahulu, tentunya dengan sumber hukum yg jelas dan kuat.
        Menurut saya yg Memulai tabuhan terlebih dahulu dan Mengakhiri (biasanya ketika fariasi) adalah “LANANGAN” mengapa saya bisa katakan demikian?

        Itu karna lanangan berasal dari kata Lanang yakni mempunyai arti Laki-Laki. Kita tau Dimana-mana yg memimpin / yg memulai terlebih dahulu adalah laki-laki sedangkan Wedo’an (perempuan) sebagai pengikut.
        Apakah bukti di atas masih belum berkenan di hati para pembaca:
        Disini saya akan memberikan bukti selanjutnya mengenai lanangan adalah yang memulai tabuhan terlebih dahulu. Itu bisa dilihat dari kosakata awal yakni lanangan (NIKAI) & wedo’an (NGANAI)
        Dalam hukum islam sebelum kita nganai kita harus nikai terlebih dahulu. Jadi yg pertama dimulai adalah NIKAI (menikahi) kemudian baru NGANAI (nganak.i). disini bukan maksud saya untuk berkata tidak baik ataupun mengalihkan pembahasan. tapi memang sebetulnya adalah demikian. Supaya tidak jadi perdebatan yg dapat memecah belahkan insan music dalam negri. Apalagi dalam kesenian islami
        Tetapi semua itu kembali kepada tiap individu sendiri. Ingin ikut aliran apa, namun tentunya harus memiliki hukum yg jelas mengenai apa yg telah dirumuskan. Tapi kalau saya menekankan kepada murid-murid saya ataupun kepada siapapun yg ingin mendalami aliran saya “al ubaid” bahwa rumusan yg saya cetuskan memiliki penjelasan dan sumber hukum yg jelas.

TAHAP-TAHAP DALAM BANJARI


Dalam rumus yg saya cetuskan, banjari memiliki 2 fase, yaitu fase pembelajaran dan fase profesional. Tentunya banyak sekali perbedaan antara 2 fase tersebut diantaranya tentang perbedaan rumus, tempo, bunyi yang di keluarkan, fariasi dll. Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan satu persatu mengenai fase pembelajaran dan fase profesional. Berikut penjelasannya:



BAB I

DASAR-DASAR TERBANGAN


Cara Memegang Terbang :

       Cara memegang terbang dibagi menjadi 4 macam:

A.           Pemula        : Ciri –cirinya yaitu memasukkan ibu jari tangan kiri ke bagian dalam terbang. Teknik ini biasanya digunakan ketika pertama kali belajar terbangan.
Ø Kelebihan : dapat mencengkram dengan kuat sehingga terbang tidak goyang.
Ø Kekurangan : Bunyi yg dihasilkan kurang maksimal
B.               Standard    : Ciri-cirinya posisi tangan kiri seperti biasa ketika memegang terbang atau senyaman mungkin.
Ø Kelebihan       : Bunyi yg dihasilkan maksimal tergantung tangan dan karakteristik pukulan
Ø Kekurangan :Terbang Mudah goyang dan telapak tangan sebelah ibu jari terasa sakit ketika belum terbiasa

C.               Dekek’an   : Ciri-cirinya posisi bawah terbang di taruh di lantai, kemudian 4 jari tangan kiri (kecuali jempol) dimasukkan ke bagian dalam terbang yg berada di posisi atas terbang.
Ø Kelebihan : tidak capek karna posisi terbang di sandarkan ke lantai
Ø Kekurangan : ini yg perlu diperhatikan, teknik ini sangat merusak terbang, karna jika jari-jari kulit tangan lembab (berkeringat) kemudian menggesek/menekan-nekan kulit terbang dari bagian dalam terbang (bagian sensitiv kulit terbang) akan mengakibatkan kulit terbang mengelupas sehingga dapat membuat kulit terbang sobek/rusak.
D.              Provesional         : Yaitu posisi 4 jari tangan kiri saat memegang terbang agak di naikkan keatas sehingga terbang tidak berbunyi. Tetapi pukulan terbang harus sangat di keraskan sehingga terdengarlah bunyi (Tak) dengan sempurna.
Ø Kelebihan : bunyi yang di hasilkan sangat maksimal
Ø Kekurangan: terbang mudah goyang dan butuh adaptasi yg lama untuk menggunakan teknik ini

CARA MEMUKUL TERBANG DENGAN BAIK


          Cara memukul terbang dengan baik yaitu posisi tangan kiri berada di bawah ecrek (mengganjal kuningan tersebut) tetapi jika sudah bisa mengatur bunyi ecrek maka tidak perlu memakai teknik ini lagi. Pukulan terbang saat mengiringi lagu yakni :
Ø Saat Vocal Utama : Suara yg di keluarkan Pelan dengan tempo agak sedikit lambat (menyesuaikan lagu)
Ø Saat Beking Vocal : Suara yg di keluarkan keras dengan tempo cepat (menyesuaikan lagu)

Dalam memukul terbang posisi tangan kanan saat memukul yaitu:

Ø Untuk bunyi Dung : Telapak tangan berada di bagian pinggir terbang agak ke depan sedikit. Lebih tepatnya, bagian pinggir terbang lurus dengan pergelangan jempol. Kemudian tangan kiri yang memegang terbang posisi 4 jarinya membuka.

Ø Untuk bunyi Tek : Telapak tangan berada di bagian pinggir terbang. Lebih tepatnya, bagian pinggir terbang lurus dengan garis kedua (tengah) jari telunjuk tangan kanan. Kemudian Untuk mendapatkan bunyi tek yg sesuai dengan karakter (perpaduan dung dengan tek), bagian telapak tangan agak di condongkan  ke depan dan sedikit di lekukkan, fungsinya agar udara bisa keluar masuk melalui sela-sela jari tangan yg di lekukkan, sehingga terciptalah perpaduan bunyi antara dung dengan tek (Tuk). Biasanya bunyi Tek ini digunakan ketika festival banjari, tetapi ada juga yg tanpa menggunakan teknik melekukkan tangan sudah dapat menghasilkan bunyi tek yg berkarakter, itu disebabkan karna mendapatkan anugrah dari allah swt. Berupa tangan yg kuat dan berkarakter. Dan ada pula yg bisa menghasilkan bunyi tersebut bukan karna 2 faktor di atas, melainkan karna latihan terus menerus ataupun sudah lama bermain terbang sehingga secara tidak langsung bunyi tek yg di hasilkan akan berubah dengan sendirinya.

Faktor Terbang  juga mempengaruhi bunyi Tek/Dung yg dihasilkan, biasanya terbang yg berasal dari Gresik Cenderung kepada bunyi Tek, mungkin karna kulit yg terlalu ketat saat proses penarikan, ukuran diameter terbang yg kecil, dan kayu yg kuat, keras & berat. Kalau terbang yg berasal dari jepara/bangil-pasuruan cenderung kepada bunyi dung.



Bab II

Terbang Yang Baik


Terbang yg baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Memakai kulit dengan kualitas baik, yg proses pengencangannya alami (di jemur di bawah sinar matahari langsung). Jangan menggunakan terbang yg proses pengencangannya menggunakan pemanasan buatan (dibakar/diuap) karna akan langsung mematikan urat-urat yg ada di kulit terbang tersebut, sehingga kulit terbang bisa cepat kendur.
Ø Memakai kayu yg kuat & bentuknya pas di tangan saat memegangnya & yg agak ringan (tidak terlalu berat) saat memegangnya. Pilih kayu yg tidak mudah rapuh dan keropos.
Ø Memakai pines bulat agar mudah dilepas saat direparasi. Jika memakai pines berbentuk bintang/segi 4 biasanya dapat merusak kayu terbang (tidak bisa ganti kulit lebih dari 1 kali)
Ø Usahakan memesan langsung ke pengerajin
Ø Pilih ecrek dengan kualitas terbaik yg memiliki diameter dan ketebalan sama agar berbunyi nyaring saat dipukul.
Ø Pilih terbang dengan plituran (pewarnaan) terbaik agar tidak luntur dan lebih indah saat dilihat.
Ø Pilih ukuran 30-31 cm agar mudah di bawa
Ø Disarankan tidak memakai terbang yg memiliki ukiran, dikarenakan akan mempersulit saat membersihkan terbang karna terbang yg memiliki ukiran mempunyai celah-celah yg sulit untuk di bersihkan.


Ø Tetapi pada dasarnya terbang yg baik adalah terbang yg  nyaman ketika kita mainkan dan menghasilkan bunyi sesuai dengan yg kita inginkan. karna tangan setiap penabuh berbeda-beda maka bunyi yg di hasilkan juga berbeda-beda meskipun terbangnya sama.

Perawatan Terbang


Ø Simpan di tempat yg kering & taruh di dalam tas khusus
Ø Jangan di letakkan di samping/dekat tembok saat malam hari
Ø Jangan sampai terkena air
Ø Pegang dan mainkan terbang dengan benar
Ø Jika ada kotoran yg menempel di kayu bersihkan dengan pembersih yg biasanya di pakai untuk membersihkan body sepeda motor. Contohnya: Kit. Jangan menggunakan minyak kayu putih karna akan memudarkan warna plituran (luntur) dan resapannya yg masuk ke serat-serat kayu juga bisa melembabkan kayu terbang sehinga mengundang rayap untuk masuk, membuat rumah dan berkembang biak di dalam terbang. Jika ada kotoran yg menempel di ecrek/kuningan, bersihkan dengan menggunakan brasso.

Pelatihan Tangan


Melatih tangan agar kuat, ringan dan lincah dapat di lakukan dengan beberapa cara:
v Memukul benda keras. Memukul benda keras dibagi menjadi 4 tahap. Diantaranya:
Ø Tahap 1: Memukul benda keras yg terbuat dari plastik/keramik, misalnya ubin. hingga tangan terasa sakit. Lakukan secara rutin hingga beberapa hari.

Ø Tahap 2: Memukul benda keras yg terbuat dari kayu. Misalnya meja. Latian ini di lakukan mula-mula 20 kali setiap hari. Kemudian tiap harinya tambahkan 10, hingga tangan mengelupas (ngapal)
Ø Tahap 3: Memukul benda keras yg terbuat dari besi. Cara ini sama dengan tahap 2.
Ø Tahap 4: Memukul benda keras yg bergeronjal, misal tembok/lantai rumah yg belum dilapisi cat penghalus yg permukaannya masih bergeronjal. Atau contoh singkatnya paving/batako. Cara ini dapat membuat jari tangan membesar, mengeras dan sangat kuat.

v Menimba air.
      Menimba air dapat memperkuat cengkraman tangan pada terbang sehingga terbang tidak goyang saat dipukul.

v Melakukan olahraga tangan.
      Contohnya seperti push up, bermain badminton dll. Olahraga tangan dapat melatih kelincahan lengan sehingga saat mengayuh tangan ketika memukul terbang, menjadi lincah.

v Merawat tangan
      Usahakan ketika memukul terbang tangan dalam keadaan bersih, kering, dan tidak ada kuku yg panjang. Ini yg sering luput saat kita bermain rebana. Secara tidak sadar ketika kita selesai wudhu langsung memukul terbang. Padahal itu sangat merusak terbang. Ataupun ketika kita telah memukul terbang sangat lama maka permukaan telapak tangan kita berkeringat tetapi kita malah terus melanjutkannya. Maka dari itu usahakan ketika bermain rebana kita menyiapkan tissue untuk mengusap telapak tangan yg berkeringat/basah.

v Menyapu sekeliling dengan sapu lidi / sapu ijuk.
      Menyapu sekeliling rumah yg luas dengan menggunakan sapu lidi dapat membuat telapak tangan bagian tengah mengelupas (ngapal). Sehingga melengkapi bagian tangan yg membesar, mengeras dan kuat.

      Teknik Melatih tangan agar kuat, ringan dan lincah sebaiknya dilakukan sebelum belajar rumus/memukul terbang. supaya tangan mudah beradaptasi saat pertama kali  memukul terbang & bunyi yg di hasilkan lumayan baik.


 

Bab III

Rumus-rumus memukukul terbang

               
            Setelah kita belajar memegang, memukul, dan merawat terbang. Selanjutnya kita akan belajar terbangan dengan menggunakan rumus.
v Penjelasan:
      D adalah pukulan Dung ( posisi pukulan telapak tangan agak ke tengah rebana )
      T adalah pukulan Tek ( posisi pukulan telapak tangan agak ke pinggir rebana )
v Rumus terbangan di bagi menjadi 4 macam yaitu:



Untuk Rumus Lanangan (Nikai)

·       Awalan     :  D. T. D D T T D.
·       Biasa         :  D T. DDD
                         [TDT DDD] (diulang-ulang)
·       Naik ½      :  T D. TTTT. TTTD.
·       Naik          :  T D. TTTT. TTTD. DDDD. DDDD.
·       Intro          :  TTT. D TTTT.
  TTT. D TTTD.
·                1       :  T T T. TTTT.
·       Turun        :  DD. TT. TT. D TT. TD


Untuk Rumus Wedoan (nganai)


·       Awalan     :  D. T. D D T  T.
·       Biasa         :  DTT. DDDT
                         [TD TT. DDDT]  (diulang-ulang)
·       Naik ½      :  TD TT. TTTT. TD.
·       Naik          :  TD TT. TTTT. TDDD. DDDD. DDTT.
·       Intro                   :  TTDT. TDTT.
  TTDT. TD.
·               1       :  T. TTTT. TTTT.
·       Turun       :  DD. TTDT. TD.

                   Dalam sebuah lagu biasanya susunannya sbg berikut:
v        Awalan => Biasa => Naik ½ => Biasa => Naik =>
Intro => 1 => Intro => 1 => Intro => 1 => Intro => Turun.


  • Rumus Pantulan : rumus ini adalah dasar untuk berlanjut ke rumus-rumus berikutnya, tetapi rumus ini sudah sangat jarang digunakan karna pukulannya yg terlalu banyak sehingga bunyi yg dihasilkan terlalu rumit. Dan membuat penabuh mudah lelah.

Untuk Rumus Lanangan (Nikai)

·       Awalan     :  D. T. D D T T D.
·       Biasa         :  D. TT DD D TT T D
                         [TT DD D TT T D] (diulang-ulang)
·       Naik ½      :  T DD. TT T TT. TT T DD.
·       Naik          :  T DD. TT T TT. TT T DD.
  DD D DD. DD D DD.
·       Intro          :  TT TT. D TT T TT.
  TT TT. D TT TD.
·                1       :  T T TTT. TT TT.
·       Turun        :  DD. TT. TT. D TT. TD.
  

Untuk Rumus Wedoan (nganai)


·       Awalan     :  D. T. D D T  T.
·       Biasa         :  D T TT. DDD TT TD
                         [T TT. DDD TT TD]  (diulang-ulang)
·       Naik ½      :  TD T TT. TT T TT. TD.
·       Naik          :  TD T TT. TT T TT. TD
   D DD. DD D DD. DD.
·       Intro                   :  T TT TT. D TT. TT
  T TT TT. D TT. TD.
·               1       :  T.  TT T TT. TT.
·       Turun       :  D D. TT TT. D TT TD.


  • Rumus Standard (Gedakan) : Rumus ini adalah rumus yg biasanya dipakai oleh para penabuh terbang. Khususnya di daerah sidoarjo.

Untuk Rumus Lanangan (Nikai)

·       Awalan     :  D. T.  D D T T D.
·       Biasa         :  D  T. DDD T
                         [T D  T. DDD T] (diulang-ulang)
·       Naik ½      :  T D. T  T T. T DTD.
·       Naik          :  T DDT. T T. T DTD. D D D. D DDD.
·       Intro          :  T  T. D  T. T T.
  T  T. D  T DTD.
·                1       :  T T T. T. T T.
·       Turun        :  D D. T.  D T. DTD 

Untuk Rumus Wedoan (nganai)  

·       Awalan     :  D. T.  DDT  T.
·       Biasa         :  DTT. DDDT
                         [T  T T. DDD T]  (diulang-ulang)
·       Naik ½      :  T  T T. T. T TDT.
·       Naik          :  T  T T. T. T TDT. D D. D. D DDD.
·       Intro                   :  T T. T. D T. T  T T
  T. D TDT.
·               1       :  T.  T  T T. T  T T
·       Turun       :  D D. T  D TDT




  • Rumus Provesional : Rumus ini biasanya digunakan oleh penabuh yg sudah mahir/ digunakan oleh para dewan guru.Teknik menabuh rumus ini juga berbeda dengan rumus-rumus sebelumnya. Karna saat menabuh:
T           = berbunyi Tak
D          = berbunyi Dung
t            = berbunyi tuk
d           = berbunyi duk

Untuk Rumus Lanangan (Nikai)

·       Awalan     :  D. T d D D T T D.
·       Biasa         :  D  Tt. DDD Tt
                         [T D  Tt. DDD Tt] (diulang-ulang)
·       Naik ½      :  T D. Tt  T Tt. Tt TD.
·       Naik          :  T DDT. T TdT. DTD. D D Dd. D DDD.
·       Intro          :  T  Tt. D  Tt. T Td.
  T  Tt. D  Tt T D.
·                1       :  T T TdT. dT TdT.
·       Turun        :  DDT. Tt D T. DTD

Untuk Rumus Wedoan (nganai)


·       Awalan     :  D. T.  DDT  T.
·       Biasa         :  DTT. DDDT
                         [Td T T. DDD T]  (diulang-ulang)
·       Naik ½      :  Td  T T. Tt. T TdT.
·       Naik          :  Td  T T. Tt. T TdT. D D. Dd. D DDD.
·       Intro                   :  T T. Tt. D T. Tt  T T
  Tt  D TdT.
·               1       :  T.  Td T TdT. dTT
·       Turun       :  D D. Tt D TdT

Keterangan:
Untuk menghasilkan bunyi:
o   t        /        tuk, caranya seperti menabuh Dung tetapi posisi telapak tangan kanan agak dimundurkan sedikit sehingga mendapat perpaduan antara dung dan tek. namun 4 jari tangan kiri tetap tertutup. Sehingga mendapat bunyi tuk
o   d       /        duk, caranya sama seperti menabuh dung. Namun 4 jari tangan kiri tetap tertutup.
o   Cara menabuh Tuk/duk volumenya lebih pelan di banding dengan dung/tak. Sehingga terlihat seolah-olah tidak berbunyi. Jadi para guru / yg sudah mahir ketika menabuh terbang biasanya seolah-olah terlihat seperti menggunakan rumus pantulan (tabuhannya rentep). Padahal Itu adalah rumus provisional. Karna sebenarnya dung/tak kedua (yg dipantulkan) adalah bunyi tuk/duk yg volumenya sangat pelan, bahkan ada yg tidak berbunyi sama sekali. Bukan merupakan bunyi tak/dung (rumus pantulan)

Fariasi Pukulan

          Untuk fariasi pukulan tidak akan saya sampaikan pada makalah kali ini dikarenakan banyaknya materi fariasi yg akan saya sampaikan. dan tiap lagu memiliki fariasi yg berbeda-beda. Insya allah materi tentang berbagai fariasi akan saya sampaikan di makalah berikutnya, doakan saja makalah selanjutnya mengenai fariasi pukulan dapat segera saya publikasikan kepada seluruh pecinta sholawat al-banjari agar bisa menjadi pelajaran dan ilmu yg bermanfaat.




Bab IV

Penilaian Penerbang Saat Fesban


          Dalam Festival Banjari Penilaian dalam kategori terbang adalah sebagai berikut
Ø Suara Pukulan yg di hasilkan :
Suara yg dihasilkan harus encho, baik penabuh nganai / nikai, pukulan lanangan lebih dominan ke dung. Jadi kalau memukul terbang, telapak tangan harus di majukan sedikit. Begitupula sebaliknya. Kalau wedo’an lebih dominan ke tek. Jadi kalau memukul terbang, telapak tangan harus di mundurkan sedikit.

Ø Volume bunyi yg dihasilkan :
          Ketika rumus biasa (saat  vocal utama) volume pukulan harus pelan & jelas. Kemudian jika mungga ½ ataupun mungga (saat beking vocal) volume pukulan harus di keraskan.

Ø Tempo (Cepat/Lambatnya) pukulan :
          Ketika rumus biasa (saat vocal utama) harus menggunakan tempo lambat, yaitu sekitar 2 detik/putaran. Lalu ketika mungga ½  ataupun mungga, tempo harus lebih cepat. Tetapi tempo pukulan terbang sebenarnya tergantung pada tempo lagu. Intinya terbang menyesuaikan harus lagu.

Ø Keselarasan Dengan Pasangan :
          Penabuh lanangan / wedo’an harus saling mengerti, memahami, dan menyesuaikan pukulan 1 sama lain sehingga menghasilkan suara dan perpaduan (selat-selatan) yg indah & enak di dengar. Inilah factor yg paling sulit, dikarenakan tiap pemain harus saling menjaga egonya.

Adab Penerbang Saat Fesban


          Ada beberapa Adab/Sopan santun saat festival banjari untuk para penabuh diantaranya sebagai berikut :
Ø Penghormatan :
Usahakan kepala dan badan bagian atas agak menunduk. Lakukan bersamaan dengan anggota group yg lain. Jika belum bisa kompak, beri isyarat ketukan di terbang saat akan menunduk agar penghormatan bisa serempak.
Ø Posisi Duduk :
Usahakan mencari posisi yg pas & nyaman sebelum memulai, agar tidak berhenti di tengah-tengah saat sudah bermain. Posisi duduk harus tegak, tatapan mata ke depan, dan usahakan tidak tolah-toleh / melakukan gerakan yg tidak perlu
Ø Kesalahan Yg Sering Luput :
Jika Penabuh melakukan kesalahan baik itu saat baru mulai, di tengah-tengah ataupun saat variasi,  janganlah berkomunikasi dengan rekan yg lain (saling menyalahkan). Kemudian jangan terlalu sering melakukan fariasi karna pada dasarnya fariasi adalah pengganti / penyempurna jika ada lagu yg kurang pas dengan tabuhan dasaran.
Ø Menaiki panggung
Berjalanlah dengan lurus sesuai dengan urutan, jangan sampai mendahului rekan yg ada di depan, kemudian bawalah terbang seperti saat membawa AL Qur’an.
Ø Tepat Waktu
Usahakan datang ke lokasi festival lebih awal sebelum jadwal perform untuk mengecek kelengkapan dan persiapan saat akan perform. kemudian anggota group juga harus lengkap agar tidak mengurangi penilaian dewan juri

Ø Kekusyu’an :
Kekusyu’an dalam lomba banjari sangatlah penting karna menjadi nilai utama dalam bersholawat. Jika penampilan khusyu’ dan dapat menyentuh hati penonton / dewan juri sehingga penonton / dewan juri terbawa suasana penampilan anda, maka itulah sebenarnya yg disebut Pemenang (group terbaik). Termasuk saat penabuh ikut bersholawat, karna dapat menunjukkan nilai utama dari banjari yaitu “Sholawat”, bukan terfokus pada terbangan saja.



Bab V

Penutup

Ø Kesimpulan :

Pada intinya banjari bukanlah ajang untuk menyombongkan diri, ataupun berlomba-lomba untuk mendapatkan juara saat Festival Banjari. Tetapi banjari sesungguhnya ialah ajang pelombaan untuk mendapatkan syafaat nabi besar muhammad saw. kelak pada hari kiamat. Juga untuk sarana syiar islam yg di dalamnya kita di tuntut untuk kreatif, inovatif, dan memiliki solidaritas yg tinggi agar  penampilan yang kita tampilkan dapat menyentuh hati para penikmat, pendengar, dan pecinta banjari. 1 pesan saya :

            Jangan pernah berhenti mengumandangkan
                                          SHOLAWAT


Ø  Saran


                        Setelah membaca, mengetaui, mendalami dan menelaah makalah mengenai pedoman belajar dasar-dasar banjari pada kali ini, saya sebagai penulis sekaligus penyusun makalah ini memberikan saran sebagai berikut:
1.    Berlatihlah dengan sungguh-sungguh dan teruslah mengembangkan bakat yg sudah terbentuk
2.    Carilah ilmu dimanapun kalian berada karna sekecil apapun ilmu yg kita dapatkan, insya allah akan berguna pada waktunya
3.    Hindarkan diri dari sifat sombong, karna sombong dapat menghancurkanmu dan